Tidak ada kata yang pantas ku ucap kepadamu ayah. Mungkin saja engkau
bukan orang terdekat ku. Engkau juga bukanlah orang yang selalu berada
disampingku, saat aku bahagia, kecewa bahkan saat aku bersedih hingga
meneteskan air mata.
Saat anak-anak lain pergi sekolah
dengan ayahnya yang juga pergi bekerja, kita tidak pernah melakukanya
karena kau yang harus berangkat lebih dulu saat matahari belum
menampakan cahayanya. Saat anak-anak lain menunggu kepulangan ayahnya
untuk bermain bersama, tidak dengan aku yang selalu terlelap saat
menunggu kepulanganmu yang begitu larut. Andai dapat ku beli waktu
kerjamu kala itu, aku rela membayarnya dengan uang jajanku untuk bisa
bermain bersamamu.
Kita mungkin bukan pasangan yang baik. Kau sibuk dengan urusanmu, sedangkan aku bermain dengan semua khayalanku.
Saat
aku mulai tumbuh besar, kita mulai punya waktu untuk bersama. Tapi
bukan untuk bermain melainkan melakukan pekerjaan yang tidak aku
inginkan. Seolah kau menindasku, aku jadi tidak suka denganmu. Aku
membenci semua tentangmu. Kau marahi aku jika melakukan pekerjaan yang
tidak sesuai dengan maumu. Kau buat aku merasa lemah dengan
ucapan-ucapan kasarmu. Ingin rasanya kau segera tiada dari duniaku,
mengakhiri semua penderitaan dalam kehidupanku.
Pernah
sekali aku menyalahkanmu atas apa yang terjadi dalam hidupku. Kusadari
kau menangis saat ku terbangun sejenak dari tidur lelapku. Lama setelah
itu, kupandangi wajahmu saat tertidur lelap, terbayang kerja keras
yang kau lakukan untuk membesarkanku. Terbayang letih yang tersimpan
dalam dirimu atas kerja keras yang kau lakukan untuk memenuhi
kebutuhanku. Seakan tak tahu apa jadinya diri ini jika tanpa
kehadiranmu. Tak ingin rasanya kehilanganmu dari sisiku.
Kini
aku telah dewasa. Tumbuh menjadi seorang pemuda mandiri yang juga
tidak dapat melupakan kasih sayang keluarganya. Kau ajarkan aku menjadi
seorang yang siap menjalani kerasnya hidup tanpa melupakan kelembutan
hati. Kau ajarkan padaku bagaimana menjadi pribadi yang kuat tanpa
melupakan setiap orang punya kelemahan. Kau tanamkan padaku mencapai
keberhasilan tanpa melupakan kalau setiap orang pasti pernah mengalami
kegagalan. Kau buat aku berdiri di jalan yang penuh dengan hambatan dan
rintangan agarku dapat menaklukan kerasnya kehidupan. Kau jadikan aku
sebagai seorang pemimpin yang sanggup memimpin dirinya sebelum mempunyai
kesempatan untuk memimpin orang lain. Dan yang jauh lebih penting dari
itu semua adalah kau membuat aku merasa bangga atas semua yang telah
kau lakukan untukku.
Karena itulah, aku selalu berdoa ”semoga Tuhan selalu memberi yang terbaik untukmu”
Untuk setiap detak yang terjadi dalam nadi dan jantungku, hatiku berkata ”Terima Kasih Ayah”
YOU'LL NEVER WALK ALONE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar