Akhir-akhir ini di dalam majalah, surat kabar bahkan menonton iklan di
televisi, maupun seminar-seminar ilmiah banyak dibahas mengenai radikal
bebas dan antioksidan. Apa sebenarnya radikal bebas dan antioksidan itu,
bagaimana bekerjanya sehingga bisa merusak sel-sel tubuh dan apakah ada
manfaatnya terhadap kesehatan kita? merupakan fenomena yang relatif
baru. Hingga permulaan abad ke 20, tidak seorangpun mengetahui bahwa
radikal bebas dapat berwujud dan bekerja secara bebas. Pemahaman ilmiah
kita tentang hubungan radikal bebas dengan antioksidan baru muncul pada
tiga hingga empat dekade terakhir ini.
Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan elektron bebasnya, atau merupakan hasil pemisahan homolitik suatu ikatan kovalen. Elektron memerlukan pasangan untuk menyeimbangkan nilai spinnya, sehingga molekul radikal menjadi tidak stabil dan mudah sekali bereaksi dengan molekul lain, membentuk radikal baru. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat pemicu radikal dalam makanan dan polutan lain. Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung, kanker, dan katarak dan menurunnya fungsi ginjal. Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan.
Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan elektron bebasnya, atau merupakan hasil pemisahan homolitik suatu ikatan kovalen. Elektron memerlukan pasangan untuk menyeimbangkan nilai spinnya, sehingga molekul radikal menjadi tidak stabil dan mudah sekali bereaksi dengan molekul lain, membentuk radikal baru. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat pemicu radikal dalam makanan dan polutan lain. Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung, kanker, dan katarak dan menurunnya fungsi ginjal. Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan.
Tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya
berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang.
Merokok, misalnya, adalah kegiatan yang secara sengaja memasukkan
berbagai jenis zat berbahaya yang dapat meningkatkan jumlah radikal
bebas ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang
bersifat alamiah, sehingga bila menerima masukan seperi asap rokok, akan
berusaha untuk mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini dari tubuh
melalui proses metabolisme,
tetapi proses metabolisme ini pun sebenarnya menghasilkan radikal
bebas. Pada intinya, kegiatan merokok sama sekali tidak berguna bagi
tubuh, walau pun dapat ditemui perokok yang berusia panjang.
Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga terjadi mutasi. Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat menghasilkan antioksidan
tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal
bebas yang masuk ke dalam tubuh. Atau sering sekali, zat pemicu yang
diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat, hanya saja, tubuh memerlukan asupan Vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh menghasilkan glutahione ini. Keseimbangan antara Antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama pencegahan stres oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya.
Proses Penuaan
Pada umumnya semua sel jaringan organ tubuh dapat menangkal serangan radikal bebas karena di dalam sel terdapat sejenis enzim khusus yang mampu melawannya, tetapi karena manusia secara alami mengalami degradasi atau kemunduran seiring dengan peningkatan usia, akibatnya pemusnahan radikal bebas tidak dapat terpenuhi dengan baik, maka Kerusakan jaringan terjadi secara perlahan-lahan. Contohnya: di kulit menjadi keriput karena kehilangan elastisitas jaringan kolagen serta otot, terjadinya bintik pigmen kecoklatan /flek pikun, parkinson, Alzheimer karena dinding sel saraf yang terdiri dari asam lemak tak jenuh ganda merupakan serangan empuk dari radikal bebas.Antioksidan
Ketika antioksidan
bereaksi dengan radikal bebas, mereka saling berikatan ,dan bersatu.
Selanjutnya terbentuk radikal bebas yang baru yang relatif lemah dan
tidak membahayakan.
VITAMIN A
Vitamin A larut dalam lemak, dilaporkan dapat bereaksi dengan radikal bebas melalui struktur ikatan rangkapnya .
Vitamin A larut dalam lemak, dilaporkan dapat bereaksi dengan radikal bebas melalui struktur ikatan rangkapnya .
VITAMIN E Vitamin E adalah anti oksidan yang larut dalam lemak
,yang perlu ditambahkan dalam makanan. Cara kerja Vitamin E sebagai
anti oksidan adalaha Vitamin E berjalan di seluruh tubuh bersama molekul
yang namanya Lipoprotein, dan dapat melindunginya dari oksidasi
sehingga tidak terbentuk radikal bebas. Oksidasi dari lipoprotein ini
merupakan langkah awal pembentukan: Atherosclerosis ,pengerasan pembuluh
darah dan berperan pada kerusakan hati
VITAMIN C
Vitamin C larut dalam air, tidak dapat dibentuk oleh tubuh jadi harus dari makanan atau supplement ( buah-buahan dan sayuran). Vitamin C ini secara kuat dapat melemahkan radikal bebas serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan system kekebalan tubuh. Vitamin C dan vitamin E berjalan di seluruh tubuh bersama molekul yang namanya Lipoprotein, dan dapat melindunginya dari oksidasi sehingga tidak terbentuk radikal bebas.
Vitamin C larut dalam air, tidak dapat dibentuk oleh tubuh jadi harus dari makanan atau supplement ( buah-buahan dan sayuran). Vitamin C ini secara kuat dapat melemahkan radikal bebas serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan system kekebalan tubuh. Vitamin C dan vitamin E berjalan di seluruh tubuh bersama molekul yang namanya Lipoprotein, dan dapat melindunginya dari oksidasi sehingga tidak terbentuk radikal bebas.
SELENIUM
Selenium terdapat di air minum, brokoli, kuning telur, bawang merah, bawang putih dan anggur merah Sebenarnya selenium bukan antioksidan tetapi berguna untuk produksi enzym-enzym yang berfungsi sebagai antioksidan
Selenium terdapat di air minum, brokoli, kuning telur, bawang merah, bawang putih dan anggur merah Sebenarnya selenium bukan antioksidan tetapi berguna untuk produksi enzym-enzym yang berfungsi sebagai antioksidan
Dampak Penggabungan Antioksidan
Packer Laboratorium menemukan bahwa beberapa antioksidan bila digabung mempunyai kemampuan yang lebih kuat. Contohnya: ketika vitamin E tidak berdaya terhadap radikal bebas, akan dengan sendirinya menjadi radikal bebas yang lemah, kemudian vitamin E dapat didaur ulang sehingga kembali menjadi vitamin E lewat bantuan Vitamin C. Kerja sama tersebut dengan cara mennyumbangkan electron ke vitamin E sehingga dapat kembali menjadi anti oksidan. Jadi kerjasama tersebut bermaksud untuk melindungi sesama anti oksidan agar tidak teroksidasi, siklus ini berjalan terus, dan dapat memelihara tubuh dari keseimbangan anti oksidan Selenium juga dapat bekerjasama secara sinergis dengan vitamin E sehingga mempunyai effek yang lebih kuat lagiTampaknya kemanapun kita bergerak berbagai senyawa dan keadaan tertentu senantiasa membayangi kita dengan berbagai radikal bebas akibat ulah kita sendiri.
Ada 4 langkah yang dapat dilakukan menurut Dr. Kenneth H. Cooper yang menjadi pencetus Preventive medicine untuk melawan radikal bebas yang berbahaya dalam tubuh kita yaitu :
1. Berolah raga dengan intensitas rendah
2. Mengkombinasi beberapa antioksidan setiap hari
3. Mengatur diet dan memasak secara benar agar antioksidan dalam makanan tidak rusak
4. Bergaya hidup bebas dari radikal bebas
Berikut merupakan ulasan dan saran-saran bagaimana cara memahami 4 langkah tersebut diatas.
Langkah 1: Lakukan Olah Raga Dengan Intensitas Rendah
Pada keadaan normal radikal bebas terbentuk secara amat perlahan kemudian dinetralisir oleh antioksidan yang ada dalam tubuh. Namun jika laju pembentukan radikal bebas sangat meningkat karena terpicu oleh latihan yang terlalu keras atau berolahraga secara berlebihan sehingga jumlah radikal bebas akan terbentuk melebihi kemampuan sistem pertahanan tubuh, maka molekul pemberontak tambahan yang tidak dapat dicegah ini lalu menyerang membran sel , sehingga terjadi kerusakan pada sel-sel tubuh kita yang mengakibatkan timbulnya penyakit . Sebaliknya dengan meningkatkan ketahanan tubuh kita secara bertahap melalui program latihan olah raga dengan intensitas rendah yang disarankan seperti jalan cepat, jogging, berenang, dan bersepeda statis ini, dapat meningkatkan enzim antioksidan endogen seperti enzim superoksid dismutase, glutation peroksidase dan katalase untuk mencegah kerja setiap radikal bebas yang merusak.
Ada beberapa pedoman dasar yang dapat kita pergunakan untuk merencanakan program latihan olahraga dengan intensitas rendah ini yaitu berolah raga dengan frekwensi 3 – 5 kali dalam satu minggu dan lamanya kita berolah raga 45 – 60 menit sampai tercapai target denyut nadi yang dapat dihitung dengan rumus yang terdapat dibawah ini :
Angka batas denyut nadi maksimal = 220 – Usia x 0,70
Contoh : Pria berusia 40 tahun, perkiraan laju denjut jantung maksimum adalah 126 detak jantung permenit didapat dari 220 - 40 x 0,70 .
Bila kita dalam berolah raga belum dapat mencapai nadi yang telah ditentukan itu maka olah raga kita belum benar.
Dengan menerapkan pedoman ini maka kita dapat memantau intensitas olah raga kita sehingga tidak melakukan olah raga yang berlebihan.
Langkah 2 : Gunakan Kombinasi Beberapa Antioksidan Setiap Hari
Seperti kita ketahui campuran antioksidan ada beraneka ragam bergantung pada usia, jenis kelamin, dan tingkat kegiatan , serta bobot badan kita.
Banyak pandangan sangat meyakini bahwa kebutuhan semua vitamin dan mineral dapat kita peroleh dari makanan yang kita makan melalui menu harian kita, ternyata tidak semudah itu.
Untuk memperoleh vitamin E dengan dosis 100 IU dimana jumlah dosis itu lebih kecil dari dosis optimum harian rata-rata yang disarankan oleh para ahli nutrisi, kita harus makan dua mangkuk kemiri, atau semangkuk biji bunga matahari dan bila kita memakannya maka pemasukan lemak dan kalori akan luar biasa banyaknya.
Untuk memperoleh 1000 mg vitamin C diperlukan mengkonsumsi 15 buah jeruk, atau 25 buah cabe hijau, atau untuk memperoleh 25.000 – 50.000 IU beta karoten diperlukan makan paling sedikit dua sampai tiga batang wortel atau tiga mangkuk butternut squash. Bila kita melihat contoh diatas maka jalan terbaik untuk dapat mencukupi vitamin atau mineral adalah menyusun dan mengkonsumsi beberapa suplemen yang disesuaikan dengan kebutuhan kita sendiri.
Pengunaan suplemen makanan ini tentunya tergantung dari pada usia, jenis kelamin, tingkat kegiatan, bobot badan serta penyakit yang sedang diderita oleh kita.
Untuk mengetahui jenis apa saja yang dapat dikonsumsi tentunya harus konsultasi dengan dokter atau ahli nutrisi anda.
Langkah 3 : Cara Memasak dan Cara Diet Agar Antioksidan Dalam Makanan Tidak Rusak.
Sekalipun kita mengetahui suatu makanan mengandung banyak antioksidan, ini tidak berarti bahwa jika kita memakannya akan memperoleh seluruh keuntungan yang terdapat di dalam makanan tersebut. Nilai gizi makanan dapat hilang banyak selama pegemasan, penyimpanan, pemasakan, atau penyiapan lain .
Sebagai paduan didalam menyiapkan makanan ingatlah hal-hal berikut ini :
. Perubahan nilai PH nya , keasaman, atau kebasaannya makanan dapat terjadi selama proses pembuataannya.
penambahan zat tambahan misalnya vetsin, dll.
. Metode masak terbaik untuk mempertahankan kandungan antioksidan adalah : Microwave, Uap, Tumis.
. Hindari bahan-bahan yang sudah layu dalam mengolah makanan.
. Hindari pemotongan, perajangan, pengirisan, pembilasan, atau perendaman yang berlebihan.
. Cobalah mengkonsumsi air yang kita gunakan dalam merebus bahan makanan mungkin antioksidan ada didalamnya.
. Jangan menyimpan di kulkas makanan yang telah dimasak lebih dari satu hari tanpa mengunakan wadah yang kedap udara.
. Jangan menghangatkan kembali makanan nabati yang telah dimasak satu kali.
. Hindari mempertahankan kehangatan makanan selama lebih dari 30 menit sebelum dihidangkan.
. Jangan menyimpan bahan makanan segar dalam lemari es lebih dari 1 minggu
Langkah 4: Gaya Hidup Bebas Dari Radikal Bebas.
Tidak ada jalan untuk mundur atau melarikan diri ke suatu lingkungan yang betul-betul bebas dari gangguan radikal bebas. Dengan hidup di tengah masyarakat modern kita akan terpapar oleh berbagai pemicu dari lingkungan yang memacu pembentukan molekul radikal bebas yang bisa merusak dalam tubuh kita. Kendati demikian kita dapat meminimalisasi ancaman radikal bebas terhadap kesehatan kita dan membuat hidup kita lebih panjang serta menjadi lebih produktif secara maksimal. Seperti kita ketahui, olah raga yang tidak berlebihan, mengkonsumsi suplemen antioksidan, dan tata menu makanan yang benar dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap radikal bebas secara bemakna. Akan tetapi untuk memperoleh pertahanan yang betul-betul sempurna perlu juga dilakukan tindakan pencegahan yang memungkinkan hadirnya radikal bebas dalam diri kita. Ini berarti bahwa kita harus belajar mengenali dan mengurangi atau bahkan menghilangkan faktor-faktor yang dapat terus-menerus memacu pembentukan radikal bebas dalam tubuh kita.
Tahap terakhir ini merupakan tahap yang tersulit karena beberapa hal yaitu :
. Berhadapan dengan kebiasaan-kebiasaan pribadi yang sudah berakar kuat misalnya merokok.
. mengatasi berbagai hambatan yang tampaknya sulit teratasi misalnya pencemaran udara di tempat kita hidup atau bekerja.
Kenyataan tersebut diatas jangan menyurutkan semangat kita untuk dapat menghindari dari semua radikal bebas yang berlebihan yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh kita. Memang suatu pekerjaan yang sulit untuk menghilangkan sama sekali radikal bebas yang sangat banyak ini, tetapi paling tidak dengan mengetahui radikal bebas tersebut, dapat kita meminimalkan terpaparnya sehingga rencana dapat kita buat untuk pertahanan seumur hidup terhadap ancaman molekul-molekul pemberontak itu
Sekarang kita telah memiliki 4 pelindung utama untuk mencegah kerusakan akibat radikal bebas yaitu olah raga dengan intensitas rendah, suplemen antioksidan, tatanan menu dengan jumlah antioksidan maksimal, kemudian perlindungan paling akhir bagi kita adalah gaya hidup yang kita pilih sehari-hari untuk menghindari paparan berlebihan berbagai radikal bebas yang mengancam tubuh kita . Langkah tersebut diatas kita sebut revolusi antioksidan jika dipertimbangkan dari berbagai aspek sesungguhnya merupakan suatu cara pendekatan yang menyeluruh dan betul-betul merupakan perubahan baru untuk memperoleh kesehatan dan umur panjang.